Shalom pasukan doa! di sini kita dapat membaca, mengomentari, sharing semua tentang Yesus from Nazareth, our Lord and Saviour
Sabtu, 03 Agustus 2013
TEMBIKAR KUNO BUKTIKAN KEBENARAN KISAH DALAM PERJANJIAN LAMA
Shalom pasukan doa!
Sebuah pecahan kecil dari tembikar kuno yang ditemukan di Israel modern diyakini dapat mengungkap kehidupan masyarakat pada masa pewahyuan Alkitab. Temuan ini sekaligus menjadi bukti bahwa pemerintahan era raja Daud dan Salomo benar-benar ada.
Prasasti Ophel, yang diyakini berasal dari abad 10 SM, ditemukan pada bulan Desember 2012. Penemuan ini sempat membingungkan para ahli karena adanya tulisan dengan bahasa yang aneh.
Awalnya para ahli menyangka prasasti itu berisi tulisan dari bahasa Kanaan, kota tempat orang-orang yang dideskripsikan dalam Alkitab hidup yang kini telah menjelma menjadi Israel modern.
Namun, Dr Douglas Petrovich, seorang ahli sejarah Near Eastern dan studi Alkitab, meyakini bahwa tulisan tersebut merupakan bentuk asli dan tertua dari bahasa Ibrani.
Temuan ini menunjukkan jika masyarakat Israel kuno telah berada di Yerusalem jauh lebih awal daripada yang diduga sebelumnya.
"Penutur Ibrani berkuasa atas Yerusalem pada abad 10 SM. Masa ini bertepatan dengan masa pemerintahan Daud dan Salomo seperti yang tertulis dalam Alkitab. Siapa pun mereka, yang pasti mereka telah menuliskan bahasa Ibrani seperti mereka hidup di wilayahnya sendiri," ujar Dr Petrovich seperti yang dikutip oleh Daily Mail, Kamis (1/8/2013).
Jika dugaan Dr Petrovich benar, temuan ini dapat menjadi bukti atas kebenaran Perjanjian Lama dalam Alkitab. Artinya, kisah-kisah dalam Perjanjian Lama merupakan sebuah bentuk catatan sejarah dari kejadian-kejadian nyata dalam kehidupan umat manusia. Temuan ini sekaligus menjatuhkan dugaan bahwa masyarakat kuno Israel baru menuliskan kisah kehidupan mereka beberapa ratus tahun lebih akhir dari usia prasasti.
Penyataan Dr Petrovich menimbulkan kontroversi di kalangan komunitas arkeolog. Israel Finkelstein, seorang arkeolog dari Tel Aviv University, menyatakan jika prasasti Ophel penting untuk mengetahui sejarah awal Israel. Namun, "gagasan romantis" dari Alkitab seharusnya tidak mengaburkan metode ilmiah.
Pada tahun 2008, para arkeolog menemukan sebuah prasasti yang mirip dengan prasasti Ophel di sebuah situs yang kini diyakini sebagai istana Raja Daud. Temuan ini membangkitkan keyakinan bahwa apa yang tertulis di Alkitab ternyata akurat seperti berbagai hal yang tertulis dalam koran.
KOMPAS
Jumat, 02 Agustus 2013
LAMA TAK TERPAKAI, GEREJA TUA DI INGGRIS JADI MASJID
Shalom pasukan doa!
Sudah lama terbengkalai. Digunakan untuk toko dan pabrik. Kini bangunan itu beralih fungsi. Adalah gereja di wilayah Clitheroe, Lancashire, Inggris, yang diubah menjadi masjid.
Alasan utamanya, karena sudah lama tak terpakai dan banyak warga Muslim di sana yang membutuhkan sebuah masjid untuk beribadah. Semua kalangan sudah mengizinkannya. Benar-benar toleransi beragama yang sungguh harmonis.
Dulu kala, bangunan ini adalah sebuah Gereja Mount Zion. Paling terkenal di Clitheroe, kala itu. Bahkan sempat menjadi lukisan masterpiece karya seniman kenamaan, Laurence Stephen Lowry. Judul gambarnya, 'A Street in Clitheroe' -- Jalan di Clitheroe.
Namun entah mengapa gereja ditutup selama 14 tahun. Beberapa kali gereja ini berubah fungsi menjadi toko amunisi, pabrik kotak logam dan garmen. Sejak itulah, warga Muslim mengajukan gereja tersebut berubah fungsi sebagai masjid sejak tahun 2006.
Meski sempat ditentang banyak pihak, terutama dari anggota partai sayap kanan, Partai Nasional Inggris, yang terkenal rasis, kala itu, pengajuan warga Muslim di sana akhirnya disetujui.
"Dukungan dari beberapa wilayah sangat baik. Kami mendapat reaksi positif dari kelompok antar-keyakinan. Dan masyarakat atheis juga berada di balik proyek ini," ujar Ketua Pusat Pendidikan Islam Media di Lancashire, Farouk Hussain, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (31/7/2013).
Dukungan juga datang dari Kanselir Clitheroe, Jim Shervey. Dia bilang, warga Muslim berhak beribadah di mana pun. Pertentangan sudah berhasil diselesaikan.
"Gedung ini dipakai untuk kepentingan positif. Dan jelas lebih baik digunakan daripada kosong tak terpakai," kata Jim.
Kini 7 tahun telah berlalu. Proses konversi gedung tersebut sudah menginjak tahap akhir. Tinggal dipasang pemanas, lampu, dekorasi dalam, pintu dan jendela. Dana pun masih dikumpulkan.
Dari Skotlandia, Inggris, Gereja Episkopal St John di Aberdeen yang kuno dan megah memberikan ruangnya untuk Masjid Syed Shah Mustafa Jame yang berada di sebelahnya.
Saat cuaca ramah, tak jadi masalah. Namun kala musim dingin yang disertai angin kencang, para jemaah terpaksa beribadah di tengah cuaca membekukan, di atas trotoar yang kasar.
Melihat kondisi tersebut, Gereja St John membuka pintunya lebar-lebar bagi umat muslim yang ingin menunaikan ibadah salat. Lima kali dalam sehari. Dan terutama saat Salat Jumat.
LIPUTAN6
Sudah lama terbengkalai. Digunakan untuk toko dan pabrik. Kini bangunan itu beralih fungsi. Adalah gereja di wilayah Clitheroe, Lancashire, Inggris, yang diubah menjadi masjid.
Alasan utamanya, karena sudah lama tak terpakai dan banyak warga Muslim di sana yang membutuhkan sebuah masjid untuk beribadah. Semua kalangan sudah mengizinkannya. Benar-benar toleransi beragama yang sungguh harmonis.
Dulu kala, bangunan ini adalah sebuah Gereja Mount Zion. Paling terkenal di Clitheroe, kala itu. Bahkan sempat menjadi lukisan masterpiece karya seniman kenamaan, Laurence Stephen Lowry. Judul gambarnya, 'A Street in Clitheroe' -- Jalan di Clitheroe.
Namun entah mengapa gereja ditutup selama 14 tahun. Beberapa kali gereja ini berubah fungsi menjadi toko amunisi, pabrik kotak logam dan garmen. Sejak itulah, warga Muslim mengajukan gereja tersebut berubah fungsi sebagai masjid sejak tahun 2006.
Meski sempat ditentang banyak pihak, terutama dari anggota partai sayap kanan, Partai Nasional Inggris, yang terkenal rasis, kala itu, pengajuan warga Muslim di sana akhirnya disetujui.
"Dukungan dari beberapa wilayah sangat baik. Kami mendapat reaksi positif dari kelompok antar-keyakinan. Dan masyarakat atheis juga berada di balik proyek ini," ujar Ketua Pusat Pendidikan Islam Media di Lancashire, Farouk Hussain, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (31/7/2013).
Dukungan juga datang dari Kanselir Clitheroe, Jim Shervey. Dia bilang, warga Muslim berhak beribadah di mana pun. Pertentangan sudah berhasil diselesaikan.
"Gedung ini dipakai untuk kepentingan positif. Dan jelas lebih baik digunakan daripada kosong tak terpakai," kata Jim.
Kini 7 tahun telah berlalu. Proses konversi gedung tersebut sudah menginjak tahap akhir. Tinggal dipasang pemanas, lampu, dekorasi dalam, pintu dan jendela. Dana pun masih dikumpulkan.
Dari Skotlandia, Inggris, Gereja Episkopal St John di Aberdeen yang kuno dan megah memberikan ruangnya untuk Masjid Syed Shah Mustafa Jame yang berada di sebelahnya.
Saat cuaca ramah, tak jadi masalah. Namun kala musim dingin yang disertai angin kencang, para jemaah terpaksa beribadah di tengah cuaca membekukan, di atas trotoar yang kasar.
Melihat kondisi tersebut, Gereja St John membuka pintunya lebar-lebar bagi umat muslim yang ingin menunaikan ibadah salat. Lima kali dalam sehari. Dan terutama saat Salat Jumat.
LIPUTAN6
POTONGAN SALIB YESUS KRISTUS DITEMUKAN DI TURKI?
Shalom pasukan doa!
Para arkeolog yang melakukan ekskavasi di situs gereja kuno di Turki menemukan sebuah peti batu yang berisi relik yang mungkin menjadi bagian dari tiang salib Yesus Kristus.
Peninggalan tersebut ditemukan dalam rangka ekskavasi besar-besaran di Gereja Balatlar, yang dibangun tahun 660 Masehi di Provinsi Sinop, dekat Laut Hitam. Demikian dilaporkan situs Today's Zaman yang dilansir FoxNews, Kamis (1/8/2013).
Gulgun Koroglu, associate professor dari Mimar Sinan Fine Arts University, Turki, sekaligus pemimpin ekskavasi menduga kuat, artefak yang ditemukan timnya terkait dengan penyaliban Yesus.
"Kami menemukan artefak suci di peti batu itu. Bagian dari salib, yang kami duga bagian dari kayu di mana Yesus disalibkan," kata dia.
"Peti batu ini sangat penting artinya bagi kami. Mengandung sejarah dan ini adalah artefak paling penting yang kami temukan sejauh ini."
Sementara, kepada Hurriyet Daily News, Koroglu mengatakan, benda yang diduga bagian dari salib Yesus adalah temuan paling penting yang pernah dihasilkan tim ekskavasi yang didanai Uni Eropa itu.
"Kami telah bekerja di sini selama 4 tahun dan menemukan lebih dari 2.000 kerangka. Aku berharap tahun ini akan ada banyak hasil yang kami peroleh. Kami mempelajari banyak hal selama ekskavasi, yang tak pernah kami ketahui sebelumnya."
Hingga berita ini diturunkan belum bisa dipastikan apakah benar temuan para arkeolog benar merupakan potongan salib di mana Yesus disalibkan. Masih berupa dugaan.
Terkait relik suci lainnya, sebelumnya, Paus Fransiskus menyinggung keterkaitan kain kafan Turin atau Shroud of Turin.
Paus asal Argentina itu mengatakan, "Pria dalam kafan itu mengundang kita untuk merenungkan Yesus dari Nazaret."
"Wajah yang rusak itu, serupa dengan wajah pria dan wanita yang hancur oleh hidup yang tak menghormati martabat mereka, oleh perang dan kekerasan yang menimpa orang-orang lemah," kata Paus seperti dimuat Daily Mail.
Sekian lama kain kafan Turin diyakini sebagai pembungkus jasad Yesus pasca-penyaliban. Di lembaran kain tua itu, tercetak citra samar dari darah yang mengering: seorang pria tinggi berambut panjang dan berjanggut.
Noda darah tebal terlihat di pergelangan tangan dan pergelangan kaki-- sesuai dengan posisi Yesus ketika dipaku di tiang salib.
LIPUTAN6
Para arkeolog yang melakukan ekskavasi di situs gereja kuno di Turki menemukan sebuah peti batu yang berisi relik yang mungkin menjadi bagian dari tiang salib Yesus Kristus.
Peninggalan tersebut ditemukan dalam rangka ekskavasi besar-besaran di Gereja Balatlar, yang dibangun tahun 660 Masehi di Provinsi Sinop, dekat Laut Hitam. Demikian dilaporkan situs Today's Zaman yang dilansir FoxNews, Kamis (1/8/2013).
Gulgun Koroglu, associate professor dari Mimar Sinan Fine Arts University, Turki, sekaligus pemimpin ekskavasi menduga kuat, artefak yang ditemukan timnya terkait dengan penyaliban Yesus.
"Kami menemukan artefak suci di peti batu itu. Bagian dari salib, yang kami duga bagian dari kayu di mana Yesus disalibkan," kata dia.
"Peti batu ini sangat penting artinya bagi kami. Mengandung sejarah dan ini adalah artefak paling penting yang kami temukan sejauh ini."
Sementara, kepada Hurriyet Daily News, Koroglu mengatakan, benda yang diduga bagian dari salib Yesus adalah temuan paling penting yang pernah dihasilkan tim ekskavasi yang didanai Uni Eropa itu.
"Kami telah bekerja di sini selama 4 tahun dan menemukan lebih dari 2.000 kerangka. Aku berharap tahun ini akan ada banyak hasil yang kami peroleh. Kami mempelajari banyak hal selama ekskavasi, yang tak pernah kami ketahui sebelumnya."
Hingga berita ini diturunkan belum bisa dipastikan apakah benar temuan para arkeolog benar merupakan potongan salib di mana Yesus disalibkan. Masih berupa dugaan.
Terkait relik suci lainnya, sebelumnya, Paus Fransiskus menyinggung keterkaitan kain kafan Turin atau Shroud of Turin.
Paus asal Argentina itu mengatakan, "Pria dalam kafan itu mengundang kita untuk merenungkan Yesus dari Nazaret."
"Wajah yang rusak itu, serupa dengan wajah pria dan wanita yang hancur oleh hidup yang tak menghormati martabat mereka, oleh perang dan kekerasan yang menimpa orang-orang lemah," kata Paus seperti dimuat Daily Mail.
Sekian lama kain kafan Turin diyakini sebagai pembungkus jasad Yesus pasca-penyaliban. Di lembaran kain tua itu, tercetak citra samar dari darah yang mengering: seorang pria tinggi berambut panjang dan berjanggut.
Noda darah tebal terlihat di pergelangan tangan dan pergelangan kaki-- sesuai dengan posisi Yesus ketika dipaku di tiang salib.
LIPUTAN6
Kamis, 01 Agustus 2013
LIMA PEREMPUAN INDIA DIPUKULI SAAT MENGABARKAN INJIL
Shalom pasukan doa!
Kelima perempuan ini mendapatkan perlakuan kasar dari seorang lelaki sesaat setelah berbagi berita Injil kepada pemilik toko dan pembeli di pasar India. Mereka dihajar satu persatu dan salah satu diantaranya dikeroyok oleh lima laki-laki.
Seperti yang diberitakan oleh Gospel for Asia Senin (29/7), mereka adalah para pemimpin dari Gospel for Asia (GFA) yang mensponsori Pelayanan Women"s Fellowship. Mereka yang terdiri dari Bansari, Jaladhi, Kunyil, Sunita dan Viveka mendapat pukulan tepat diwajah, telinga dan kepala mereka.
Atas perlakuan kasar tersebut Pemimpin dari GFA Daniel Punnose meresponinya dengan berkata, "Yesus menjanjikan penganiayaan dan kesulitan. Mereka telah siap untuk menghadapi dan menjalani perlakuan demikian didalam memberitakan kasih Yesus."
Lewat peristiwa tersebut, dukungan doa sangat diperlukan baik bagi kelima perempuan itu dan perempuan lain yang bekerja di pelayanan Women"s Fellowship dalam bidang budaya dimana wanita mengalami penindasan dan kemerosotan budaya,
Dalam pelayanannya, Paulus acap kali menghadapi penganiayaan, sebab hal itu dinilai sebagai harga yang harus dibayar untuk menyatakan kasih Yesus bagi dunia.
JAWABAN
Langganan:
Postingan (Atom)