"Perut saya setiap sore di jam-jam tertentu itu sakitnya luar biasa, seperti ditusuk-tusuk pisau. Kalau sakitnya itu muncul... saya histeris. Saya melahirkan saja, tidak pernah histeris sampai teriak-teriak seperti itu," ujar Titik Dyah memulai kesaksiannya.Kejadian demi kejadian aneh mulai terjadi di rumah mereka. "Di rumah saya ada dua pohon jambu. Pohon jambu yang besar itu, daunnya sudah habis dimakan ulat. Saya tidak pernah melihat ulat yang seperti itu. Seumur-umur, baru sekali itu saya melihat ulat yang seperti itu. Meskipun saya taruh obor di bawah ulat itu, ulatnya tidak bisa mati. Tapi setelah saya sebut, ‘Dalam nama Yesus, enyah kamu!!', baru ulatnya mati," kisah Titik Dyah."Biasanya kan ulat kalau dipencet seperti itu pasti mati. Tapi ulat itu tidak bisa mati. Untuk matiinnya, kita harus baca doa dulu, ‘Dalam nama Yesus!!', baru mati," kisah Elisabeth Vabiola, putri Titik Dyah.
Misteri yang terjadi tidak hanya sampai di situ. "Ketika saya membuka pintu depan rumah, ada sesuatu yang aneh. Bau kemenyan yang tidak lazim. Saya teriak, ‘Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus!!', baunya hilang," kisah Daniel Surya Saputra, putra dari Titik Dyah.Pada suatu malam, saat Daniel bersama dengan neneknya, ibunya Titik Dyah, sedang doa malam, tiba-tiba ada suara ledakan yang sepertinya berasal dari atap di atas kepala Titik Dyah yang sedang berbaring di kamarnya. Sakit perut yang luar biasa kembali menyerang Titik Dyah. Suatu pagi saat bangun tidur dan membuka pintu rumahnya, Titik Dyah sangat terkejut saat melihat dinding rumahnya dipenuhi ulat. Tak ada bagian dinding yang terlihat, semuanya ditutupi oleh ulat-ulat itu. Titik Dyah pun memanggil suaminya dan ulat-ulat itu dibersihkan dengan sapu. Karena sakit perut yang diderita Titik Dyah tak kunjung sembuh, di bulan September Titik Dyah pun memeriksakan kesehatannya ke dokter. Dan dokter menyarankan Titik Dyah untuk melakukan operasi pengangkatan rahim karena di dalam rahimnya ditemukan kista dan miom. Di ovarium sebelah kanan juga ditemukan kista.
Di bulan Maret, rahim Titik Dyah pun diangkat dan ditemukan banyak sekali kista dan miom di sana. Dan kistanya itu ternyata sudah lengket di tulang panggul sehingga harus dikerok, dan Titik Dyah kembali harus merasakan sakit yang luar biasa saat prosedur itu dijalankan.Berawal dari keanehan-keanehan di rumah mereka, vonis dokter hingga rahimnya diangkat, apa yang sebenarnya terjadi atas keluarga mereka? Apa yang harus Titik Dyah lakukan? Sementara itu, vonis dokter yang lain siap dijatuhkan atas Titik Dyah. Saat kandungannya di USG, ditemukan sebuah massa tumor yang besarnya sekitar 4-5 sentimeter. Dan dokter kembali menyarankan Titik Dyah menjalankan operasi lagi untuk yang kedua kalinya. Titik Dyah pun pulang, mencari dokter yang lain dan bertekad untuk tidak berobat lagi dengan dokter yang sama. "Saya berikan terapi medikemantosa seperti biasa dan anjuran fisioterapi. Tapi ternyata dalam perkembangan sepuluh hari saja, massa tumor itu membesar dua kali lipat daripada normalnya. Sehingga memang saya mencurigainya sebagai suatu keganasan, baru dari ovarium sebelah kanan saja," ujar Dr. Winarno Sarkawi, SpoG, dokter yang akhirnya menangani Titik Dyah.Penjelasan dan diagnosis dokter kedua pun mengharuskan Titik Dyah kembali menjalani operasi. "Saat operasi, dijumpai perlengketan yang hebat antara indung telur kanan dengan usus-usus di sekitarnya dan dijumpainya jaringan yang aneh di situ. Saya curiga ada suatu metastasis.
Akhirnya saya hanya melakukan biopsi saja, karena kalau dipaksakan untuk menyingkirkan usus tidak mungkin, bisa terjadi perlukaan yang hebat dari usus dan organ-organ di sekitarnya. Kasus-kasus keganasan dengan stadium akhir, biasanya banyak dokter juga sudah menyerah," ujar Dr. Winarno Sarkawi, SpoG menjelaskan kondisi Titik Dyah saat itu. Usaha demi usaha sudah dilakukan. Dokter sudah menyerah. Namun kondisinya tidak semakin membaik. Titik Dyah pun pasrah akan hidupnya."Kalau saya mati, saya yakin saya selamat di tangan Yesus," ujar Titik Dyah.Dukungan dari keluarganya membuat Titik Dyah bertahan dan bertindak. "Semua anggota keluarga, semua anak-anak saya, saya kumpulkan untuk berdoa. Lalu kemudian saya tidak merasakan sakit lagi," ujar Titik Dyah.Kebahagiaan melingkupi keluarga Titik Dyah. Tapi hal itu tidak berlangsung lama. Penyakitnya selalu kambuh setiap kali suaminya pulang dari luar kota di akhir pekan. "Saya gelisah, saya menangis sama Tuhan. Kalau memang saya sakit karena ada kuasa gelap, saya mohon Tuhan tunjukkan.
Bagaimana saya bisa mengampuni orang kalau saya tidak tahu siapa yang harus saya ampuni? Tunjukkan, saya janji dengan pertolongan Yesus, saya akan mengampuni dia," doa Titik Dyah.Keesokan harinya Titik Dyah melihat ada orang yang masuk ke kamarnya. Titik Dyah bingung bagaimana mungkin ada orang sekurang ajar itu, di saat suaminya sedang tidak berada di rumah, ia masuk ke kamar dan membuka bajunya. Titik Dyah pun mengangkat tangannya dan berseru, "Di dalam nama Yesus, setiap kuasa gelap ENYAH!!". Namun ternyata yang dilihat Titik Dyah adalah suaminya sendiri.Ternyata bayangan yang dilihatnya itu adalah relasi mereka sendiri yang menggunakan kuasa gelap. "Saya cerita kepada suami saya, saya berdoa untuk suami, saya menumpangkan tangan kepada suami, semua kuasa gelap enyah dari dalam tubuh suami saya. Tuhan memampukan saya untuk mengampuni orang lain meskipun dia berniat untuk membuat saya sakit.
Pada hari Minggu saya menonton acara rohani di TV, dan waktu itu hamba Tuhannya mengajak untuk berdoa. Saya berdoa, sembuhkan saya saat ini juga. Begitu saya selesai doa, amin, saya merasa perut saya itu seperti ditusuk-tusuk pisau, sakit sekali. Saya ke kamar mandi, teriak-teriak histeris di kamar mandi, dan suami saya datang, dia duduk di depan saya.
Kuasa Tuhan menghancurkan kuasa gelap di rumah mereka. "Saya tidak pernah lagi melihat ulat itu, tidak pernah mencium bau yang aneh-aneh, mendengar sesuatu yang orang lain tidak mendengarnya, semua hal itu sudah tidak saya alami lagi. Selama dua tahun saya sakit, saya tidak bisa melayani suami saya baik secara lahir maupun batin. Saya pernah menyarankan suami saya kalau mau mencari wanita lain, silahkan. Tapi rupanya suami saya justru lebih kuat. Dia mengatakan kepada saya, ‘Kamu jangan bilang begitu. Kalau kamu sakit, sakit itu bukan hanya untuk kamu. Itu untuk menguji iman kita.' Ternyata dengan pengampunan, Tuhan menyelamatkan saya," ujar Titik Dyah mengenai kebesaran Tuhan dalam hidupnya."Semua kegelapan itu, semua kuasa jahat itu, tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan kuasa Tuhan kita," ujar Daniel Surya Saputra, putra Titik Dyah."Dalam nama Yesus, dalam kuasa Yesus, kuasa manapun terkalahkan," ujar Titik Dyah menutup kesaksiannya.
YESUSKRISTUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar