Shalom pasukan doa!
MUJIZAT TERBESAR TERJADI DI MESIR.....GUNUNG MOKATTAM BERPINDAH SEJAUH 3 KM
Siapa
tidak menyangka kota Cairo Mesir menerima mujizat Tuhan yang terbesar
dimana Pegunungan Mokattam bagian Timur Cairo berpindah sejauh 3 (tiga)
kilo meter kesebelah barat,
berikut simak ceritanya :
PEGUNUNGAN MOKATTAM
Pada
abad 10M, Mesir berada di bawah kekuasaan Kekhalifahan dari sekte
Fatimiyah yang menyebarkan agama baru, Islam, di Mesir dimana
penduduknya waktu itu beragama Kristen Koptik dengan pusat keagamaan
(Patriarchate) berada di Alexandria dan dipimpin oleh Patriarch (sejajar
dengan posisi Paus di Vatican, Roma) bernama Abraam.
Khalifah Fatimiyah pertama yang memimpin bernama Al-Muizz.
Khalifah ini sedang memperbesar kekuasannya dengan mambangun sebuah
kota baru di tanah Mesir dan Khalifah ini juga senang mengundang
agama-agama lain yang ada di Mesir untuk berdebat, dan Khalifah orang
yang sangat fair dan sangat menghargai ajaran agama-agama lain seperti
Kristen dan Yahudi.
Ada
orang yang tidak senang dengan kedatangan Khalifah yaitu Ibnu Killis.
Sebelum Mesir jatuh ke tangan Khalifah, jabatan Ibnu Killis saat itu
adalah sebagai Gubernur. Namun dengan datangnya Khalifah menguasai
Mesir, maka Ibnu Killis pun mencoba untuk menyelamatkan diri dan
jabatannya, dengan cara ikut membantu melancarkan dan menyukseskan
proses penguasaan Mesir ke tangan Khalifah. Bahkan untuk merebut hati
sang Khalifah, dia tidak segan-segan merubah kepercayaannya dari seorang
pengikut Kristus (Kristen Koptik) menjadi seorang Muslim (Islam).
Ibnu Killis memberi tahu kepada Khalifah bahwa ada ayat di kitab orang Kristen di Perjanjian Baru Injil Matius 17:20 yang berbunyi : ‘Ia berkata kepada mereka: “Karena
kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya
kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada
gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan
pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu’.
Sang Khalifah memanggil Patriarch Abraam bi zara untuk
meminta konfirmasi atas ayat tersebut. Patriarch datang dan membenarkan
adanya ayat tersebut seperti yang tertulis dalam injil Matius 17:20 pada
Alkitab Perjanjian Baru. Lalu sang Khalifah meminta kepada Patriarch
untuk membuktikan kebenaran ajaran iman Kristen seperti apa yang
tertulis dalam ayat tersebut. Apabila tidak berhasil membuktikannya
sesuai dengan apa yang tertulis pada ayat tersebut, maka seluruh umat
Kristiani di Mesir akan mendapatkan 3 macam ultimatum yaitu: pertama,
seluruh umat Kristiani di Mesir harus meninggalkan ajaran Iman
Kristennya dan berpindah agama sebagai pemeluk agama Islam; kedua,
apabila tetap mempertahankan keimanan Kristennya, maka umat Kristen
harus berpindah keluar dari tanah Mesir ke daerah/ negara lainnya;
ketiga, apabila (1) dan (2) tidak dipenuhi, maka umat Kristen akan
langsung berhadapan dengan pedang! Ini sama artinya dengan kematian bagi
orang-orang Kristen Koptik!
Sang
Patriarch langsung berdoa dan meminta kepada TUHAN untuk membimbingnya
dalam menghadapi masalah tersebut. Setelah selesai berdoa, sang
Patriarch kemudian meminta waktu tiga hari untuk menjawab sekaligus
membuktikan kepada sang Khalifah atas kebenaran ajaran Iman Kristen.
Sang
Patriarch lalu bergegas meninggalkan sang Khalifah dan pergi ke Gereja
Al-Mu’allaqah/ Gereja Gantung (Hanging Curch) di Babylon (sekitar daerah
kota Kairo lama). Gereja ini dipercaya sebagai tempat tinggal Keluarga
Kudus selama pelarian mereka ke tanah Mesir dari kejaran Herodes (Matius
2:13-14, 19).
Patriarch
kemudian mengumpulkan para Bishop, pembantu Bishop, dan para biarawan,
serta menyerukan kepada seluruh umat kristiani di Mesir untuk mulai saat
itu juga berdoa dan berpuasa selama 3 hari ke depan. “Kita
harus berdoa dan berpuasa selama tiga hari ini agar supaya Tuhan
memberikan ampunan dalam kemegahanNya dan memberikan petunjukNya untuk
menghadapi masalah ini”.
Tepat
saat fajar mulai menampakkan sinarnya di ufuk Timur pada hari ketiga,
yaitu hari yang dijanjikan Patriarch untuk menjawab permintaan sang
Khalifah, Patriach Abraam bi zara mendapatkan mimpi berjumpa dengan
Bunda Maria yang menyarankan untuk menemui seseorang di dekat jembatan
besi. Patriarch bergegas menjumpai orang tersebut yang ternyata adalah
seorang yang cacat mata (hanya tinggal satu mata saja yang masih bisa
digunakan) bernama sant.Simon, profesi beliau adalah penjemur kulit binatang di perusahaan penyamakan kulit.
sant.Simonn terkejut
atas mimpi Patriarch Abraam bi zara yang justru menyatakan bahwa dari
dirinyalah “jawaban atas persoalan hidup matinya orang-orang Kristen
Koptik Mesir ditentukan”. Padahal dia sendiri berpendapat bahwa dirinya
adalah orang yang tidak layak dihadapan Tuhan karena banyaknya dosa yang
telah dia lakukan dalam seluruh kehidupannya. Namun sang Patriarch
tetap bersikukuh atas pesan yang dia dapatkan tersebut, sehingga
akhirnya sant.Simon luruh hatinya. Kejadian yang aneh tiba-2 terjadi
pada diri sant.Simon yang seolah-olah mendapatkan jawaban dari sorga
tentang persoalan tersebut. Sant.Simon kemudian meminta syarat kepada
sang Patriarch agar apa yang sudah terjadi saat itu, tidak boleh
diketahui oleh siapapun selama masa hidupnya. Sang Patriarch menyetujui
syarat yang diminta sant.Simon.
Patriarch
lalu memberitahu sang Khalifah bahwa dia telah siap menjawab permintaan
sang Khalifah dan mengundang Khalifah untuk pergi ke sisi timur dari
gunung Muqattam. Patriarch membawa serta seluruh bawahannya serta
seluruh jemaat (termasuk sant.Simon sang penjemur kulit) berjalan ke
arah gunung tersebut, sementara sang Khalifah berangkat bersama beberapa
pembantu terdekatnya termasuk Ibnu Killis, Moses rekannya orang Yahudi,
serta Ibnu Mina dan seluruh prajuritnya bergerak ke arah sisi lain
gunung menempati posisi yang saling berhadapan dengan rombongan sang
Patriarch.
Setelah
semua kelompok sudah berada pada posisi masing-masing, sang Patriarch
memulai upacara keagamaan diawali dengan sakramen kudus, lalu
berkumandanglah “KYRIE ELEISON… KYRIE ELEISON…!” ( TUHAN
kasihanilah kami… TUHAN kasihanilah kami…!) berkali-kali yang diserukan
dengan keyakinan iman yang penuh dan teguh! Begitu kuatnya keyakinan
para pengikut Kristus sehingga sanggup menghadirkan suasana yang begitu
kudus.
Setelah 400 kali ‘Kyrie Eleison’ dikumandangkan
( 100 kali menghadap timur, 100 kali mengadap barat, 100 kali menghadap
utara dan 100 kali menghadap selatan ), suasana hening kembali untuk
beberapa saat, lalu seluruh umat Kristus melakukan sujud sejenak
kemudian bangkit berdiri dan sang Patriarch memberikan tanda salib ke
arah gunung. Pada saat itulah keajaiban terjadi! Gunung tiba-tiba
bergerak terangkat dari permukaan tanah sehingga sinar matahari bisa
terlihat dari celah-celah antara dasar gunung yang terangkat tersebut
dengan permukaan tanah! Kemudian mereka berdoa terus..... dan pegunungan timur Mochatam berpindah kesebelah barat dengan jarak 3 kilo meter dari Kota Cairo.
Sang
Khalifah dan para pengikutnya menjadi terbelalak, takjub, dan sangat
ketakutan menyaksikan keajaiban yang sedang berlangsung tersebut. Sang
Khalifah langsung berteriak sekuat tenaga mengucapkan ‘Allah Maha Besar;
Puji syukur atas namaNya’ dan langsung pergi menuju tempat Patriarch
dan umat Kristus, meminta Patriarch untuk menghentikan apa yang sedang
Patriarch dan umat Kristus lakukan, karena kuatir terhadap kota yang
sedang dibangun akan hancur total akibat goncangan gempa yang
ditimbulkannya.
Setelah
semuanya kembali tenang, sang Khalifah kemudian mengaku ke Patriarch
Abraam: “Anda sudah membuktikan kebenaran Iman Kristen Anda!”. Setelah
itu, Khalifah dihinggapi dengan rasa takut dan memeluk hangat Patriarch
Abraam dan ini adalah awal baru bagi persahabatan yang baik di antara
mereka.
Setelah
Kalifa ini melihat mujizat Tuhan maka Ia merasa bahwa pekerjaannya yang
Ia geluti selama ini tidak ada artinya dihadapan Tuhan, akhirnya Ia
menyerahkan dirinya untuk mengikuti Tuhan, kemudian hari berikutnya dia
dibaptis menjadi orang kristen dan namanya berubah menjadi Stefanus. Untuk menghindari protes orang lain maka Stefanus pindah ke padang gurun.
Cerita
ini telah tercatat dalam sejarah bangsa Mesir dan bahkan menceritakan
mengapa sampai Kalifa pindah ke padang gurun dan sampai mati melayani
Tuhan.
Kalifa
yang menjadi Stefanus dikuburkan di antara jalan Cairo dan Alexandria
yang lokasinya disebut Aldi Allmakrun tetapi ada juga yang mengatakan
bahwa tulang belulangnya dipindahkan ke Gereja Gantung / Al-Mu'allaqah
(Hanging Curch) di Babylon (sekitar daerah kota Kairo lama) tetapi tidak
ada dokumen yang menceritakan dengan jelas.
Menakjubkan bukan ? Ada sebuah gunung yang bernama gunung Mokattam di Mesir yang bisa berpindah posisinya sejauh 3 km . Sebab tidak ada yang mustahil bagi orang percaya ! Amin.
*****************************************
atau versi cerita lainnya seperti ini :
Sekiranyanya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung (Matius 17 : 20).
Ayat tersebut seringkali diartikan dalam arti kiasan, tetapi hal ini pernah terjadi secara nyata di Kairo Mesir.
Jika kita menghadapi masalah, pasti Tuhan akan memberikan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Seorang Khalifa Mesir pada Abad 10M atau tepatnya pada tahun 979 Masehi, namanya Kalifah AL-Mui'z Li Din Allah (nama tersebut mempunyai arti pengelola/ pembela agama Allah, dalam hal ini Islam) bertemu dengan Pastor bernama Abraham bi Zara,.......
Khalifa tersebut langsung bertanya kepada Pastor tersebut katanya : “bukankah dalam Alkitab tertulis jika iman mu sebesar biji sesawai dapat memindahkan gunung ?”,langsung dijawab oleh Pastor Abraham bi Zara : “Ia ..."
dan Apakah Engkau percaya dengan Alkitab mu, dijawab Pastor: “Ia...”
dan Ia bertanya kepada Pastor lagi : “apakah engkau percaya bahwa dapat memindahkan gunung ?”
dan dijawab Pastor : “Ia..."
Khalifa langsung bukan meminta tetapi menyuruh Pastor ini untuk memindahkan gunung, dan Khalifa menunjuk gunung Mokattam disebelah Timur Kota Cairo untuk pindahkan gunung itu...ke sebelah barat...dan dijawab oleh Pastor bahwa “Kami tidak dapat berbuat apa-apa tanpa campur tangan dan pertolongan dari Tuhan...."
Kemudian Kalifa menjawab dengan ancaman bahwa : “baiklah
saya memberikan kamu kesempatan 3 (tiga) hari saja untuk memindahkan
gunung Mokattam ini jika tidak maka risikonya semua orang Kristen di
Cairo akan dibunuh.
Anda bisa bayangkan sesuatu yang mustahil harus segera terjadi dan nyawa sebagai taruhannya.
Dengan
segera Pastor mengumpulan seluruh jemaatnya untuk berpuasa 3 (tiga)
hari 3 (tiga) malam bahkan termasuk ternak mereka juga harus berpuasa.
Dan akhir dari hari yang ketiga tersebut, Malaikat Tuhan menampakan
dirinya dan berkata kepada Pastor itu “Kamu jangan takut, gunung itu pasti akan pindah”,
caranya Pastor harus mengundang Khalifa tersebut dan menemukan
seseorang yang hanya mempunyai satu mata saja yang sedang membawa
keranjang air dan dia orangnya sangat baik dan beriman.
Pertanyaannya, kenapa harus mencari dan mendapatkan orang buta yang ternyata memiliki namasant.Simon ?
Kisah sant.Simon ini
dikenal berhati mulia, mengapa matanya cuma satu, ternyata sant.Simon
menterjemahkan Alkitab secara harafiah : “kalau matamu merusak engkau
maka harus dicungkil dari pada tubuh mu masuk neraka”. Menurutnya Ia
melakukan dosa, yang mana Dia tukang Sol sepatu dengan tidak sengaja
tunduk melihat aurat wanita, akhirnya sant.Simon mencungkil satu
matanya.
Disamping
kerja tukang sol sepatu, dia juga membawa keranjang air, bekerja
membantu orang miskin, orang lemah untuk distribusi air sungai nil.
Karena ia berhati mulia maka ia dipilihTuhan untuk mendampingi Pastor Abraham bin Zara untuk saksi mujizat terbesar ini.
Selanjutnya
hari keempat setelah berpuasa, Abraham bin Zara beserta sant.Simon
membawa Khalifa didaerah pegunungan tersebut, tiba pegunungan tersebut
mereka berdoa selama 3 jam dan meneriakan ‘Kyrie Eleison’ ‘Kyrie Eleison’ dalam
bahasa Yunani yang berarti ‘Lord, have mercy’ atau ‘Tuhan, kasihanilah
kami’ sebanyak 400 kali dan mujizat terjadi, pegunungan sebelah Timur
itu terangkat dan matahari berada ditengah dasar berpijak, kemudian mereka berdoa terus dan pegunungan timur Mochatam berpindah kesebelah barat dengan jarak 3 kilo meter dari Kota Cairo,
dan selanjutnya si Kalifa Almu’iz berkata “stop-stop” aku telah melihat
bagaimana tangan Tuhan Allah mu yang punya kuasa bekerja....."
Setelah
Kalifa ini melihat mujizat Tuhan maka Ia merasa bahwa pekerjaannya yang
Ia geluti selama ini tidak ada artinya dihadapan Tuhan, akhirnya Ia
menyerahkan dirinya untuk mengikuti Tuhan, kemudian hari berikutnya dia
dibabtis menjadi orang kristen dan namanya berubah menjadi Stefanus.
Untuk menghindari protes orang lain maka Stefanus pindah ke padang
gurun.
Cerita
ini telah tercatat dalam sejarah bangsa Mesir dan bahkan menceritakan
mengapa sampai Kalifa pindah ke padang gurun dan sampai mati melayani
Tuhan.
SEJARAH GEREJA SANT. SIMON
GEREJA GUA BATU SANT SIMON
Orang
– orang Kristen yang bekerja sebagai pengumpul sampah, dikumpulkan
Presiden Mesir Gamal Abdul Naser sejak tahun 1961 di tempat Gua Batu
ini. Mereka ternyata hanya orang Kristen KTP hanya dari namanya saja
orang Kristen, mereka tidak tau apapaun tentang Alkitab dan Tuhan Yesus,
dan seseorang pengumpul sampah ini datang dari suatu tempat untuk
mengumpul sampah, nama tempatnya disebut Sugra....orang Sugraitu bertemu
seorang Kristen, dan orang ini bertanya kepada pengumpul sampah ini
katanya : apakah engkau kristen, dijawab: ya... apakah engkau berpuasa
dan mengikuti ibadah gereja, dan dijawab: oh..tidak, saya tidak
melakukan hal itu.
Karena
penasaran maka orang Sugra ini datang ketempat pegunungan ini mencoba
mengajarkan kekristenan dan hal baik tentang ajaran-ajaran Tuhan Yesus,
namun mereka tidak berubah dan akhirnya orang Sugra tersebut merasakan
bahwa percuma mengajarkan kepada mereka dan dia memutuskan untuk tidak
datang lagi ketempat ini, namun Tuhan megetuk hatinya agar jangan
berhenti mengajar di tempat ini, kata Tuhan kamu harus menyelesaikan
pekerjaanmu sampai selesai dan akhirnya ia menjadi pendeta ditempat ini
namanya adalah pendeta Simon Abraham.
Pada saat membangun gua ini terjadi mujizat : ada
satu orang anak tergilas truk proyek ini dan sudah pasti risikonya
proyek ini akan ditutup karena dapat membahayakan keselamatan pekerja
dan anak-anak sekitarnya, namun pendeta tsb berdoa bersama jemaat dengan
sunggguh sungguh selama 7 hari dan akhirmya kepala anak tersebut
tersambung kembali dan sampai sekarang anak itu masih hidup.
Jadi
tenyata mujizat itu terus ada dan banyak mujizat disini terjadi, yang
lumpuh bisa berjalan, yang buta bisa melihat sehingga disatu kamar
sebelah kiri pintu masuk terlihat banyak kursi roda yang disimpan disana
sebagai bukti mujizat telah terjadi, kira-kira sudah 200 kali mujizat
terjadi...
Ada
mujizat lain disini yakni pada langit-langit gua gereja Sant. Simon
tanpa dipahat secara alami mereka menemukan relif lukisan Bunda Maria
sedang menggendung Putra Allah Yesus Kristus.
Jadi ternyata kita datang kesini bukan kebetulan tetapi semua rencana Tuhan untuk menyaksikan mujizat terbesar yang terjadi di gereja terbesar di negara Mesir.
Sampai
hari ini, apabila anda berkunjung Ke Cairo Mesir, anda dapat menemukan
saksi bisu dari kejadian ini di Gereja Sampah. Disebut orang gereja
sampah, karena gereja ini terdapat di dekat tempat pembuangan sampah.
Pada
tahun 1980 para orang Cairo Mesir mulai memotong batu untuk melebarkan
tempat Gereja, kira-kira sebanyak 1,5 ton batu dipotong sehingga menjadi
gua lorong yang besar, setelah 13 hari bekerja mereka mulai mengadakan
kebaktian di tempat ini. Tempat ini ternyata merupakan Gereja terbesar
di Mesir dengan kapastitas 15.000 sampai dengan 17.000 orang.
*)
Sumber : (1). . Jenkins, S., 'Faith to Move Mountains', Cairo Times, 20
March-2 April 1997. (2). Ziarah di Cairo Mesir tanggal 12 Oktober 2009.
Sumber: Kisah Nyata & Kesaksian Kristen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar