Senin, 28 Juni 2010

SISI GELAP HARRY POTTER

Shalom pasukan doa!

Mahakarya fenomenal, mungkin julukan itu sudah tak asing lagi bagi para Potters atau penggemar serial Harry Potter. Imajinasi sang penulis yang begitu tinggi dengan luwes menceritakan kisah petualangan seorang anak manusia yang mempelajari ilmu sihir di sekolah Hogwarts. Para pembaca pun terkagum-kagum dengan alur cerita Harry Potter yang memang menyimpan keunikan tersendiri. Tapi tahukah anda bahwa di beberapa negara seperti Amerika sendiri, para pendidik, peneliti, dan beberapa gereja bahkan melarang anak didiknya untuk membaca dan menonton film Harry Potter? Lalu apa penyebabnya? Marilah kita mengenal lebih dekat sang penulis J.K.Rowling.

J.K Rowling dilahirkan di Chipping Sodbury-Inggris, Kegemarannya membaca sudah dimulai sejak kecil, hingga di usianya yang ke-5 Rowling mampu menelurkan karya pertamanya berupa cerita pendek. Setelah dewasa, Rowling meneruskan studinya di Universitas Exeter - Inggris,dengan mengambil jurusan Bahasa Perancis.

Buku pertama serial Harry Potter and The Sorcere's Stone dirampungkannya di Edinburg, sebuah kota kecil di Skotlandia, yang merupakan tempat tinggal adiknya bernama Diana. Dalam novel perdana nya ini Rowling menggambarkan tahun pertama Harrry Potter di sekolah sihir Hogwarts, yang dipenuhi dengan istilah-istilah sihir, mantera-mantera, dan benda-benda sihir. Semua hal berbau mistik itu mengalir dengan mudahnya dari pena Rowling, bahkan kepada penerbit Rowling mengatakan bahwa saat dia menulis novel pertamanya, sesungguhnya dia sudah mengetahui akhir dari bukunya yang ke-7 ! Wow...imajinasi yang sangat fantastis yang berasal dari seorang wanita berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Apakah anda masih berpikir bahwa Rowling benar-benar hanya menggunakan imajinasi nya saja dalam mahakarya nya ini? sepertinya kita perlu menelisik lebih dalam. JK. Rowling bukan seorang ibu rumah tangga biasa!

Pengetahuan JK.Rowling mengenai ilmu sihir ternyata bukan mengalir begitu saja dalam pikirannya. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi hal ini. Pengaruh paling besar berasal dari tempat ia merampungkan novel pertamanya, yakni Edinburg dan Universitas Exeter yang memang secara resmi memberikan pengajaran okultisme.

Sejarah Edinburg memang dikenal sebagai tempat berbagai ajaran satanic (pemujaan setan), freemanssory dengan sihir kabbalah, dimana mereka dapat bebas mempraktekkan ajaran luciferianistik.

Sedangkan Universitas Exeter Inggris yang bermoto "lucern sequimur" yang berarti "mengikuti cahaya" namun dalam bahasa pagansm-codex, Light atau Cahaya adalah nama lain dari Lucifer.
Bangsa Romawi yang dulu membangun Exeter memang banyak mewariskan ajaran Pagan-Okultisme diantaranya Druid, Certics, dan Kabbalah. Sehingga bukan tidak mungkin disaat JK.Rowling menimba ilmu bahasa Perancis disini, ia telah mempelajari pula Okultisme secara resmi yang dijabarkan dalam beberapa mata kuliah bersemester pendek.

Dengan pendalamannya tentang Okultisme, JK.Rowling dapat dengan mudah mengenalkan setiap instrumen yang terdapat di dalamnya melalui buku. Bahkan Rowling tidak pernah melepaskan satu makna pun dalam alur kisahnya. Nama-nama tokoh dalam serial Harry Potter, hingga istilah mantera-mantera sihir pun mempunyai makna tersendiri dalam ajaran Okultisme.

Sedikit diantaranya adalah, nama Kepala Sekolah Horgwarts yakni "Albus Dumbledore". Albus dalam bahasa latin berarti "putih", namun dalam istilah iluminatrix berarti "Yang Tercerahkan". Tokoh Albus Dumbledore disini digambarkan seorang kepala sekolah yang bijak.

Sirius Black, "Sirius" adalah nama rasi bintang yang paling terang di angkasa, sedangkan "Black" tentu saja bermakna "Kegelapan". Penggabungan dua suku kata yang saling bertentangan ini adalah salah satu seni manipulasi illuminaty.

Adapun beberapa simbol yang disuguhkan JK.Rowling dalam karyanya juga mengandung makna tersendiri. Salah satunya adalah "Burung Hantu" yang berperan menyampaikan surat dalam kisah Harry Potter, merupakan simbol yang diambil dari ajaran Okultisme, dalam ritualnya "Burung Hantu" dianggap sebagai penjelmaan dari dewi iblis.

Simbol lain yang paling termasyur dalam sosok Harry Potter adalah tanda kilat di dahinya, yang merupakan bekas luka akibat serangan Voldemort. Apakah anda menyadari bahwa tanda kilat adalah tanda yang digunakan oleh seorang pendiri Gereja Setan?dan kekristenan menganggap simbol ini sebagai perwujudan setan.

Lalu masih ingatkah anda bahwa suatu ketika Harry Potter dapat melihat sosok kedua orang tuanya yang telah meninggal melalui sebuah cermin yang dinamakannya The Mirror of Erised? Lagi-lagi JK.Rowling memperkenalkan ritual okultisme yang sering menggunakan cermin untuk masuk ke dunia roh. Kata terakhir dalam nama cermin itu pun mengandung makna tersendiri. "Erised" merupakan penyandian atau anagram dari kata "Desire". Bentuk penyandian ini adalah kebiasaan yang dilakukan kelompok Okultis untuk menyembunyikan "pesan" mereka. Dan masih banyak lagi simbol-simbol maupun nama-nama dan ajaran Okultisme lain dalam serial Harry Potter yang terlalu panjang untuk dijelaskan disini.

Lalu dari manakah akar dunia sihir berasal? Harry Potter edisi ke-3 pun menjawabnya melalui pernyataan Hermoine yang menyatakan kekagumannya pada Mesir, karena Mesir merupakan pusat dan akar dari dunia keilmuan sihir. Para ahli sejarah pun mempunyai pandangan yang sama, bahwa Mesir Kuno memiliki ajaran ilmu sihir Kabbalah. Dari sinilah awal mula terbentuk para kelompok Okultis.

Sekarang jelaslah semua bagi kita, bahwa tidak salah jika banyak peneliti di barat, pendeta-pendeta Gereja, yang menyatakan bahwa ketujuh serial Harry Potter adalah "Hand Book Of Occult" atau Buku Pegangan Okultisme. Tak ada ajaran agama manapun yang membenarkan ajaran sihir.
Celakanya, dalam serial Harry Potter tanpa sadar kita telah dijejali oleh "pesan" bahwa sihir itu ada yang Bersifat Baik (white magic) dan Bersifat Buruk ( black magic ), padahal jelas, praktek ilmu sihir atau Luciferistik adalah sesuatu yang menyesatkan, karena yang disembah mereka adalah setan, bukan Tuhan.

Kembali pada individu masing-masing, semoga ringkasan ini dapat memberikan suatu kesadaran untuk tidak menerima secara mentah-mentah apa yang tertuang dalam serial tersebut. Tetaplah bijak dan kritis dalam memandang hal-hal di sekitar kita. Selalu minta Roh Kudus memberitahu kita apa yang sesungguhnya ada pada hal-hal yang populer/yang kita sukai.

(Sumber : net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar