Shalom pasukan doa!
Kira-kira pada awal Maret 2000, John K. Nduati, seorang gembala dari Nairobi (ibukota Kenya – Afrika), datang mengadakan KKR 4 hari di kota saya, Eldoret, Kenya. Ada banyak mukjizat kesembuhan dan karunia pengetahuan mengalir dengan bebas. Kami berdiri dengan penuh keheranan dan kekaguman tentang apa yang Tuhan sedang kerjakan; Roh Kudus berkuasa sepenuhnya di lapangan tempat KKR itu. Saya pernah mendengar atau membaca tentang hamba-hamba Tuhan yang memiliki karunia pengetahuan, karunia hikmat, dan karunia penyembuhan dan lain-lain. Namun, apa yang saya lihat di dalam pelayanan Pendeta Nduati sangat mencengangkan. Apa yang Tuhan telah karuniakan kepadanya, saya sebut sebagai “rentetan pewahyuan” dalam bentuk karunia perkataan pengetahuan, karunia perkataan hikmat, plus nubuatan.
Kisah berikut ini adalah beberapa contohnya:
Pada malam kedua (saya tidak menyaksikan KKR malam pertama), ada ribuan orang di dalam KKR itu. Setelah hamba Tuhan selesai berkhotabh, ia berkata bahwa ia ingin berdoa bagi orang-orang yang hadir. Ia menunjuk ke suatu arah dan berkata, “Di sana ada seorang wanita di arah yang saya tunjukkan yang memiliki suami seorang pengemudi. Nama wanita ini Esther, dimanakah dia?” Seorang wanita mengacungkan jarinya. “Mari, maju ke depan!” Setelah wanita ini datang, inilah yang dikatakan hamba Tuhan itu, “Selama ini engkau diberi nafkah dari uang hasil curian. Suamimu adalah seorang pencuri. Tetapi sejak hari ini suamimu tidak akan mencuri lagi.”
Kemudian hamba Tuhan ini mulai memanggil banyak orang di dalam KKR itu dengan nama mereka masing-masing – nama kecil maupun nama keluarga – untuk maju ke depan.
Apabila namanya sama, Tuhan akan menentukan siapa di antara mereka yang dimaksudkannya. Ketika hal ini berlangsung begitu lama, beberapa orang mulai bertanya-tanya, dari mana hamba Tuhan ini tahu nama-nama setiap orang. Kemudian hamba Tuhan itu berkata, “Disini ada seorang pemuda di bagian belakang (sambil tangannya menunjuk ke suatu arah) dan namanya John. John, engkau telah bertanya-tanya kepada dirimu sendiri, ‘bagaimana pendeta ini tahu nama orang-orang di sini?’ Dimana engkau, John?” Seorang pemuda mengangkat tangannya. Hamba Tuhan ini berkata, “Majulah, John, saya akan memberitahukan sesuatu tentang dirimu.” Ketika Pendeta Nduati selesai berdoa bagi group pertama, mereka semua menerima mukjizat. Kebanyakan di antara mereka rebah dalam kuasa Roh Kudus.
Kemudian pendeta itu berkata, “Di sini ada empat puluh orang yang positif mengidap sakit HIV AIDS. Majulah ke depan!” Tanpa malu-malu orang-orang itu maju. Ia menghitung ada 39 orang sudah datang ke depan. Ia tahu ada seorang yang masih ketinggalan. Kemudian Pendeta Nduati berkata, “Di sini ada satu orang pemuda di bagian belakang sana (sambil menunjuk ke suatu arah) bernama Philip Ruto. Pacarmu baru saja menularkan AIDS kepadamu tahun lalu, dan kamu sekarang belum maju ke depan.” Ketika namanya disebut, pemuda ini berlari ke depan. Setiap orang di KKR itu tertawa dan bertepuk tangan. Pendeta itu berdoa dan penyakit AIDS segera hilang dari antara mereka.
Kemudian pendeta itu berkata lagi, “Di sini ada lima puluh wanita yang belum dikarunia anak. Ayo, maju untuk didoakan.” Ternyata ada 60 orang wanita maju ke depan. Maka hamba Tuhan itu berkata, “Lihatlah kepadaku. Jika kalian di sini belum memiliki suami, kalian boleh kembali ke belakang.” Beberapa wanita keluar dari kelompok itu. Kemudian hamba Tuhan itu meneruskan, “Jika di antara kalian ada yang memiliki suami kedua, kembalilah ke belakang.” Seorang wanita pergi ke belakang. Kemudian ia meneruskan lagi, “Jika pada masa lalu ada di antara kalian yang pernah menggugurkan kandungan dua kali, kembalilah ke belakang!” Ketika seorang wanita pergi, hamba Tuhan itu berkata kepadanya, “Saya tidak dapat berdoa bagi kamu untuk memperoleh anak lagi karena kamu telah menggugurkan kandungan dan membuang anak-anakmu ke dalam jamban. Salah seorang di antara anak-anak itu seharusnya akan menjadi seorang pengkhotbah. Kamu harus bertobat dan berdoa selama setahun sebelum Bapa mempertimbangkan akan memberi kamu anak lagi.” Akhirnya tepat 50 wanita berdiri di depan. Pendeta itu menyuruh semua wanita itu untuk bergeser ke sebelah kanan. Kemudian ia berkata, “Jika saya memanggil nama kalian, pindahlah ke sebelah kiri!” Dengan mengherankan pendeta itu memanggil satu persatu wanita itu dan mereka pindah ke sebelah kiri, seolah-olah hamba Tuhan ini membacakan daftar dua puluh lima orang, padahal dia belum pernah mengenal siapapun di kota ini. Esther, Jane, Chepchumba, …. dan lain-lain. Setelah mereka dipanggil, terbentuklah kelompok di sebelah kiri dan di sebelah kanan. Kepada group yang satu hamba Tuhan ini berkata, “Kalian yang di sebelah kiri, mulai besok kalian sudah boleh membeli perlengkapan bayi laki-laki. Bapa akan memberikan kalian anak laki-laki.” Dan kepada group lainnya, “Kalian yang di sebelah kanan, mulai besok kalian sudah boleh membeli perlengkapan bayi perempuan. Bapa akan memberikan kalian anak perempuan.” Kemudian ia menunjuk ke seorang wanita dan berkata, “Kepadamu, Tuhan akan memberikan bayi laki-laki dan perempuan, kembar. Mulai besok, persiapkanlah pakaian anak perempuan dan laki-laki.” Kemudian hamba Tuhan ini berdoa bagi mereka semua.
Ketika hamba Tuhan ini selesai melayani mereka, ia bertanya berapa banyak di antara jemaat yang hadir yang ingin menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka. Sekitar delapan ratus orang maju ke depan dan menerima Tuhan Yesus.
(Sumber : net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar